Jumat, 17 Juni 2011

Minyak Bumi

 Proses Pembentukan Minyak Bumi
Membahas identifikasi minyak bumi tidak dapat lepas dari bahasan teoripembentukan minyak bumi dan kondisi pembentukannya yang membuat suatu minyak bumimenjadi spesifik dan tidak sama antara suatu minyak bumi dengan minyak bumi lainnya.
Ada banyak hipotesa tentang terbentuknya minyak bumi yang dikemukakan oleh para
ahli, beberapa diantaranya adalah :
1.Teori Biogenesis ( organik )
Macqiur (Perancis, 1758) merupakan orang yang pertama kali mengemukakanpendapat bahwa minyak bumi berasal dari tumbuh-tumbuhan. Kemudian M.W. Lamanosow(Rusia, 1763) juga mengemukakan hal yang sama. Pendapat di atas juga didukung olehsarjana lainnya seperti, New Beery (1859), Engler (1909), Bruk (1936), Bearl (1938) danHofer. Mereka menyatakan bahwa: “minyak dan gas bumi berasal dari organisme laut yangtelah mati berjuta-juta tahun yang lalu dan membentuk sebuah lapisan dalam perut bumi.”
2.Teori Abiogenesis ( Anorganik )
Barthelot (1866) mengemukakan bahwa di dalam minyak bumi terdapat logam alkali,yang dalam keadaan bebas dengan temperatur tinggi akan bersentuhan dengan CO2membentuk asitilena. Kemudian Mandeleyev (1877) mengemukakan bahwa minyak bumiterbentuk akibat adanya pengaruh kerja uap pada karbida-karbida logam dalam bumi. Yanglebih ekstrim lagi adalah pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan bahwa minyak bumimulai terbentuk sejak zaman prasejarah, jauh sebelum bumi terbentuk dan bersamaan denganproses terbentuknya bumi. Pernyataan tersebut berdasarkan fakta ditemukannya materialhidrokarbon dalam beberapa batuan meteor dan di atmosfir beberapa planet lain 2).
Dari sekian banyak hipotesa tersebut yang sering dikemukakan adalah TeoriBiogenesis, karena lebih bisa. Teori pembentukan minyak bumi terus berkembang seiringdengan berkembangnya teknologi dan teknik analisis minyak bumi, sampai kemudian padatahun 1984 G. D. Hobson dalam tulisannya yang berjudul The Occurrence and Origin of Oil
and Gas menyatakan bahwa : “The type of oil is dependent on the position in the depositionalbasin, and that the oils become lighter in going basinward in any horizon. It certainly seemslikely that the depositional environment would determine the type of oil formed and couldexert an influence on the character of the oil for a long time, even thought there is evolution”
Berdasarkan teori Biogenesis, minyak bumi terbentuk karena adanya kebocoran kecilyang permanen dalam siklus karbon. Siklus karbon ini terjadi antara atmosfir denganpermukaan bumi, yang digambarkan dengan dua panah dengan arah yang berlawanan,dimana karbon diangkut dalam bentuk karbon dioksida (CO2). Pada arah pertama, karbondioksida di atmosfir berasimilasi, artinya CO2 diekstrak dari atmosfir oleh organismefotosintetik darat dan laut. Pada arah yang kedua CO2 dibebaskan kembali ke atmosfirmelalui respirasi makhluk hidup (tumbuhan, hewan dan mikroorganisme).Dalam proses ini,terjadi kebocoran kecil yang memungkinkan satu bagian kecil karbon yang tidak dibebaskankembali ke atmosfir dalam bentuk CO2, tetapi mengalami transformasi yang akhir-nyamenjadi fosil yang dapat terbakar. Bahan bakar fosil ini jumlahnya hanya kecil sekali. Bahanorganik yang mengalami oksidasi selama pemendaman. Akibatnya, bagian utama dari karbonorganik dalam bentuk karbonat menjadi sangat kecil jumlahnya dalam batuan sedimen.
Pada mulanya senyawa tersebut (seperti karbohidrat, protein dan lemak) diproduksioleh makhluk hidup sesuai dengan kebutuhannya, seperti untuk mempertahankan diri, untukberkembang biak atau sebagai komponen fisik dan makhluk hidup itu. Komponen yangdimaksud dapat berupa konstituen sel, membran, pigmen, lemak, gula atau protein daritumbuh-tumbuhan, cendawan, jamur, protozoa, bakteri, invertebrata ataupun binatangberdarah dingin dan panas, sehingga dapat ditemukan di udara, pada permukaan, dalam airatau dalam tanah.
Apabila makhluk hidup tersebut mati, maka 99,9 % senyawa karbon dan makhlukhidup akan kembali mengalami siklus sebagal rantai makanan, sedangkan sisanya 0,1 %senyawa karbon terjebak dalam tanah dan dalam sedimen. Inilah yang merupakan cikal bakalsenyawa-senyawa fosil atau dikenal juga sebagai embrio minyak bumi. Embrio inimengalami perpindahan dan akan menumpuk di salah satu tempat yang kemungkinanmenjadi reservoar dan ada yang hanyut bersama aliran air sehingga menumpuk di bawahdasar laut, dan ada juga karena perbedaan tekanan di bawah laut muncul ke permukaan lalu
menumpuk di permukaan dan ada pula yang terendapkan di permukaan laut dalam yangarusnya kecil. Embrio kecil ini menumpuk dalam kondisi lingkungan lembab, gelap danberbau tidak sedap di antara mineral-mineral dan sedimen, lalu membentuk molekul besaryang dikenal dengan geopolimer. Senyawa-senyawa organik yang terpendam ini akan tetapdengan karakter masing-masing yang spesifik sesuai dengan bahan dan lingkunganpembentukannya. Selanjutnya senyawa organik ini akan mengalami proses geologi dalamperut bumi. Pertama akan mengalami proses diagenesis, dimana senyawa organik danmakhluk hidup sudah merupakan senyawa mati dan terkubur sampai 600 meter saja di bawahpermukaan dan lingkungan bersuhu di bawah 50°C.
Pada kondisi ini senyawa-senyawa organik yang berasal dan makhluk hidup mulaikehilangan gugus beroksigen akibat reaksi dekarboksilasi dan dehidratasi. Semakin dalampemendaman terjadi, semakin panas lingkungannya, penam-bahan kedalaman 30 - 40 m akanmenaik-kan temperatur 1°C. Di kedalaman lebih dan 600 m sampai 3000 m, suhupemendaman akan berkisar antara 50 - 150 °C, proses geologi kedua yang disebutkatagenesis akan berlangsung, maka geopolimer yang terpendam mulal terurai akibat panasbumi. Komponen-komponen minyak bumi pada proses ini mulai terbentuk dan senyawa–senyawa karakteristik yang berasal dan makhluk hidup tertentu kembali dibebaskan darimolekul. Bila kedalaman terus berlanjut ke arah pusat bumi, temperatur semakin naik, danjika kedalaman melebihi 3000 m dan suhu di atas 150°C, maka bahan-bahan organik dapatterurai menjadi gas bermolekul kecil, dan proses ini disebut metagenesis.
Setelah proses geologi ini dilewati, minyak bumi sudah terbentuk bersama-samadengan bio-marka. Fosil molekul yang sudah terbentuk ini akan mengalami perpindahan(migrasi) karena kondisi lingkungan atau kerak bumi yang selalu bergerak rata-rata se-jauh 5cm per tahun, sehingga akan ter-perangkap pada suatu batuan berpori, atau selanjutnya akanbermigrasi membentuk suatu sumur minyak. Apabila dicuplik batuan yang memenjaraminyak ini (batuan induk) atau minyak yang terperangkap dalam rongga bu-mi, akanditemukan fosil senyawa-senyawa organik. Fosil-fosil senyawa inilah yang diten-tukanstrukturnya menggunaan be-berapa metoda analisis, sehingga dapat menerangkan asal-usulfosil, bahan pembentuk, migrasi minyak bumi serta hubungan antara suatu minyak bumidengan minyak bumi lain dan hubungan minyak bumi dengan batuan induk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar